Potret Kusam Yang Mengumbar Rindu

Aku ingin saat malam menjemput pergi.Dirimu terus menemaniku bak seorang gadis perawan yang selalu diintari.Meniduri diri di pangkuanmu dan kemudian tangan lembut itu mengulas rambut kepala.

Sungguh itu akan membuat mata tak ingin pejam walaupun kantuk melanda.Aku ingin lebih lama lekat manatap wajah manis milikmu yang natural.Bercanda gurau lama denganmu,agar rasa terus di asah.

Bolehkah aku menuliskan bait rindu kepadamu dari jarak waktu.Berangsur menyicil agar tak encer dan dangkal coretan ini kugoreskan.Aku tak ingin membuatmu kecewa,cukup mereka.

Bukan juga aku ingin mereka sakiti dirimu,namun itu sudah terlanjur diutarakan.Aku ingin potretmu menjadi pengganti dirimu saat ini.Aku sangat merindukanmu,aku cemburu dengan mereka yang dibelai oleh tangan lembut yang membawai selama sembilan bulan.

Aku Mau Kemana

Jauh sudah bagiku melewati jalan itu hingga aku lelah
menunggangi keledai di pinggir jalan namun tak pernah diindahkan
katanya aku bukan majikannya

Seperti biasa aku terus terlena oleh waktu dan zona yang menggiurkan mata
Terbelalak melotot secara saksama
Ditegurpun tak pernah kurespon

Hinggalah pada sebuah persimpangan jalan
tepat disana ada seorang pengemis yang duduk meminta
tanyanya padaku
mau kemanakah dirimu

Aku termenung sebentar dan menyapanya
hai,aku mau ke tanah yang sedang diperebutkan itu
katanya,apa yang kamu lakukan disana

Tidakkah kamu tahu,bahwa tanah itu juga ada di sisi kiri dan kanan jalan ini
apakah kedua jalan ini akan dirimu tempuh ?

Sebotol Air

Gambar:Potret sendiri

Wajah kusam yang bingung membawaku pada sebuah nuansa dan polemik kata yang membosankan.Aku ingin mengulang setiap kisah manisku yang telah hanyut ditelan waktu.Niatku hanya ingin menetralkan setiap kisah yang amblas ditelaah oleh sang waktu.

Aku terlihat bodoh dan asing dengan bumi pijakan sendiri.Ini yang dinamakan mainmu kurang jauh dan pulangmu kurang larut.Telah terbukti jelas pada tapak kisah yang mungkin akan menjadi kenangan seabad kemudian.

Aku seolah diterlantarkan dan nyaris dibohongi oleh orang yang bernasib malang dan berjiwa penipu.Mereka ingin menerjunkanku pada kekelaman panasnya ampera yang saat ini aku duduki.Dua kali aku terombang-ambing pada arus globalisasi masa yang belum pernah aku telaah.

Sangat jauh pikirku dari nyatanya cerita yang belum aku larutkan.Aku ingin kembali pada sejuknya kota kecilku yang asri dan ramah.Di sana tak ada yang ingin disakiti dan tersakiti,aku merindukan lantai bertirai yang masih kuletakan botol air kesukaanku.

Aku masih di sini,di telan sang detik dan menit yang merajut jam dinding berdering tanda akan segera datang perindu yang dirindukan.Dalam posisi yang tak semestinya aku umbarkan dalam kalimat yang berbau rasis,aku tak ingin mengata bahwa mereka dicetak menjadi pemulung kesialan.Namun semestinya aku katakan kita tak boleh lupa bahwa kita di tanah lasim,ketahuilah kita akan berada di tanah asing.

Gadis SMP

brilio.net

Perkenalan pertama yang tak pernah kubayangkan.Awal mengenal lebih dekat dengan jarak tanpa spasi.Jauh kulihat seperti gadis yang pernah kucintai,namun tentu hanya mirip.

Semua terasa cepat rotasi waktunya,malam menjadi milik berdua.Di bawah rimbunan pisang belakang rumah mesin kita berbisa memeluk membantu memanggangi tubuh yang beku.Aku mencoba mengawali dengan mengenali namamu dengan tanya yang terasa wibawa dan romantis.

Perlahan ada desahan yang mengatakan kamu tak sedang baik-baik saja.Rupanya kamu telah terasuk untuk masuk dalam sangkar milikku yang lama kupelihara.Tanganku sengaja kulancangkan mengairi setiap lekukan yang membuat debaran semakin menggebuh.

Aku memegang dengan keras tetekmu yang lembut,terasa seperti sedang berhembus dengan leluasa di puncak Bromo.Aku mengikuti setiap gerakan tangan dan mulut yang bergerak tanpa komando otak yang segar.Dengan sigap letusan berisik menambah napsu malamku,aku mengotori tubuhmu dengan lelehan liur.

Tak terasa malam begitu memihak pada kita,hingga detak jantung kepunyaanmu tak pernah kugubrisi.Aku hanya fokus pada tarian lidah yang memacuh gunung indah dan jemari mengelusi lubang kenikmatan.Memang aku sedang ereksi dan menimang setiap jeritan yang mengajakku untuk terus bercumbuh.

Dan aku katakan terima kasih untuk jejak waktu yang berambisi memungut berkas cerita.Aku rindu pada kisah itu,nostalgia akan terus menjadi yang berkesan.Namun aku ingin kita reunian soal pagutan rasa ini,mungkin akan punya cerita tersendiri yang diniatkan untuk membuku.

Kantor Pos Cinta

facebook.com

Senja yang membias melewati celah-celah jendela kaca yang tersusun.Untuk saat yang sama senyumku baru saja kuketahui bahwa benar-benar ada dan terlihat jelas tanpa samaran.Aku ingin melompat girang dalam diamku,bahwa sekarang aku jatuh cinta pada pandangan pertama.

Permulaan dimana diriku memberikan kata tanya tentang keberadaannya yang tak lazim diriku pahami.Begitu indah hingga malam tak pernah ingin mematikan senja awal pertemuan itu.Tentang namanya yang begitu indah seindah setiap yang ditampakannya saat itu,dilengkapi senyuman yang paling indah tak seindah taman bunga raya Indonesia.

Kisah pertama dimana hari sejarah dari orang yang diidolakan olehnya hingga bernaung di lembah sejuk.Bungkusan perlahan kubuka dengan santun dan hati yang berdebar ego.Aku mulai ingin tertawa sekeras mungkin bahwa aku berhasil menaruh hatinya yang awal kuketahui cukup dingin.

Kata orang jika kita tak sepaham maka tak akan dipertautkan dalam setiap sajian kisah.Berhamburlah setiap carikan kertas yang kuramas berkerut kusam.Mungkin aku sedang mencari yang paling sempurna baik kata dan tampilan letak kugaungkan ukiran hati,agar terlihat lebih dari lukisan hati yang melekat pada kado pertamanya.

Benarkah kata setiap cerita yang sempat terbaca dan terdengar,cowok tak ingin rendah dari lawan gendernya.Dia akan berusaha tampil seindah mungkin agar mata tak ingin meredup melotot.Dan liur yang miskin masih sempat dipamerkan pada ujung yang sengaja diperlembut.

Mulailah pena kutorehkan pada barisan kolong yang akan kudesain sendiri.Terlihat pembangkang dari yang ada,sebenarnya hanya terlihat indah dan boros kertas.Ketergesahan lembar demi lembar dan minimnya mutiara kata cinta yang ingin dituangkan menjadikan semuanya akan bergulir dengan kepingan kata cerita refleksi dan kertas notes mini berlabelkan gambar hati dan kupu-kupu.

Inilah sebabnya aku memulai aktivitas pikirku untuk membongkar setiap tumpukan kata yang pernah disusun.Dari kata jenaka hingga kata contekan dari sinetron dilan hingga roman picisan,aku mengenali mereka yang membawa kisah dan waktuku kubawa ke tetangga sebagai bekal tuk membangun cinta.Disinilah kami saling mengenal dan mendukung dalam setiap tapak,aku berkaca pada kata yang akan mengahantarkanku pada pergolakan hati yang membahana.

Tawa Yang Berbisa

http://www.grid.id

Aku terlampau lugu untuk berontak tentang jalan yang terlampau panjang dan waktu yang terlampau singkat.Hingga menaiki lereng bebatuan yang pernah kudaki dengan anggun sekarang kudaki dengan perasaan berat hati..Mereka terlalu kasar dan beringas untuk memaksaku pergi jauh atau aku yang tak konsisten merenggut setiap jejak tapak dan memagut waktu yang berdesakan.

Entahlah,aku yang terlalu ego untuk menyaingi setiap kelopak mata yang ingin berkedip atau tentang mereka yang ingin merangkak.Setiap lika-liku yang kadang membuat amarah memuncrat dalam dahaga yang sesak tak beruang tawa.Katanya,aku tak pandai merangkai kata untuk memuja cakrawala dan menarik perhatian jam dinding.

Sempat aku teriris dalam lidah yang bersilat hingga tak menyaring setiap huruf dan kata yang disusun maenjadi kalimat pemantik.Dengan leluasa menjadikan kata sebagai lampiasan kemarahan dari sikap kekanakan.Kita mesti marah namun bukan menyepelehkan etika yang mencerminkan aku dari saya dan kamu dari dia.

Aku pernah dahulu menaiki bukit di dekat daerah yang indah,merajut kisah cerita bersama teman sejawat.Aku mengatakan bahwa mereka tak lengkap ketika awal tercatat lengkap.Namun bukan aku mengatakan mereka tak bisa membangunkan semangat langkah,tetapi sebenarnya dari merekalah aku belajar tentang setiap jejak yang perluh disyukuri dan dapat mengetahui dan kemudian memahami apa yang tak terungkap dan terlihat.

Terlalu Singkat Untuk Ditangisi

Gambar:foto sendiri

Kaki ini merangkak menjauh dari setiap peraduan tawa dan senggang.Di sana tak pernah ditemukan secarik kertas bertinta bahwa kita mesta berpindah dan harus diam.Namun yang hanya adalah perkataan yang menanding dan menyangkal bahwa kita berbeda dan aku bukan kita melainkan saya dan kamu.

Mungkin saat ini aku ingin mengajakmu menengok tentang tak ada rotan akar pun jadi.Bahwa kita mesti paham tentang polemik yang real tanpa harus berambisi mengata tentang asumsi dan narasi kata cerita yang sama membuat bingung.Ada sepenggal kisah yang mestinya kita sampaikan pada tunas muda yang ada di taman Eden,bahwa bukan ular dan buah kuldi yang menjadi penyebap dosa melainkan pergolakan molekul gagasan pada tubuh yang ego.

Haruskah aku dan kamu sepakat meretakkan kata kita,agar jumpa tak pernah digaungkan ? Dan oleh serupa malam suntuk ini,tak kita subuhkan dengan hanya berbicara analogi yang tak putus.Karena sejatinya aku ingin memaksa waktu tuk bergulir kembali dan mengubah alurnya,bahwasannya aku benci kebersamaan.

Kata yang hampir sepadan dengan alur ketakutan akan kebisingan setiap insan penyusun tubuh.Ada celotehan yang sesekali membuyarkan imajinasiku bahwa kamu baik-baik saja.Ataukah aku harus mengulangi rentetan nostalgiaku bahwa aku hanyalah seorang dan pencarian kesibukan diri ? Semua itu menjadi sebuah dinamika yang beruntun dan terpolakan bahwa semestinya langit tak selalu biru.

Kisah Malam Jumat

Gambar:foto sendiri

Kembali lagi dia menelanjangi paha putih miliknya,dan itu sudah keseringan hingga tak dapat kujarikan.Mungkin yang namanya dunia sedang bebas dan tubuh bugil juga ikut diberi ruang,sekedar ingin menghirup lebih leluasa udara segar.Malam itu,lampu depan teras rumahku sengaja dimatikan agar terlihat romantis saat memenorkan diri di muka pintu.

Mataku sempat berbianar,dan nalarku pernah mengata dalam perkiraan bahwa itu hanyalah kesengajaan.Mungkin dia mengumpaniku,atau itu bagian dari budaya kesendiriannya di malam yang suntuk.Mungkin juga tentang rembulan purnama yang lama tak membuka hingga ketidaksabarannya digombali berontak.

Ahhhh,aku masih sadar bukan ? Kesadaran yang mendominasi agar tak menepih dari pola yang terpolakan.Namun bukannya aku harus merayu pada setiap ekspresi dan gerakan yang sedikit merespon ?

Pernah kuberpikir tuk mencoba memahami.Namun ketakutan yang pernah terpikir akan merampas kondisi bebasku.Semuanya terlihat serba salah dan rasionalisasi,hingga amarah itu hanya tinggal meraung,dan kemudian sekedar menyiksa diri dengan setiap terapi jemari yang pegal.

Bening Yang Masih Setia

Gambar:foto pribadi

Semenjak kaki mulai digeserkan sedikit menjauh dari zona nyaman.Aku menimang setiap sisi yang melingkupi,sedikit melotot agar lebih betah meneliti setiap asa yang membatasi.Sedikit jenuh dan gerah akan ketergesahan yang membuat khawatir.

Awal aku mulai menginjak pada rentetan tapak yang pernah diarungi,terlihat ada jejak lain yang beragam.Tentang semangat dan lunglai yang akan menjadi biang tuk berlajuh pergi.Sempat ada kegiuran untuk berpaling dari muka yang meneropong,antara kita yang ingin maju tuk merubah.

Saat itu aku masih saja mengintai setiap pergerakan dari lingkaran karet pelumat besi putih yang membawa jauh ke tempat ini.Tempat yang hanya tiga dekade waktu kita berkicau kisah.Melukis beribuh kenangan yang mungkin akan diceritakan kembali oleh dia dan mereka.

Butiran bening terus mengalir membasah tanpa adanya sebab dan musebab yang cukup relevan tuk didefinisikan.Ada ketakutan dan keseganan yang ikut membanjiri ubun hingga pori tubuh lain.Mereka yang lama kulihat namun baru kedekati untuk bisa bercengkerama bersama di bawah payung pergerakan.

Kotak Bening Penawar Rindu

Semenjak saat itu ada saja reaksi tubuh yang tak ingin bersahabat dengan sang pemilik,hingga kesadaran imun tubuh menjadi merosot.Setiap keluhan berdatangan cepat dan tak luput dari nalar sehat bahwa itu klasik atau benar adanya.Mungkin ini yang dinamakan sang legendaris sebab mengembang mekar menjadi akibat yang berbuah kewarasan.

Wattpad.com

Kita mesti menyuplai sedikit nutrisi agar tak sesat dalam mempropaganda.Namun sampai kapan bantuan itu hadir laksana pemilik tamen rahasia.Dia bukan tipe manusia super yang pernah diceritakan oleh tetangga belakang rumah,itu semua hanya rekayasa agar ditakuti.

Mata hampir meredup bersama kegerahan yang memuncak ambigu rasa yang tak dapat di negosiasi.Cara apa pun yang sempat ditawarkan bahkan dicoba tak mampu merubah setiap debaran itu.Malahan semuanya terlihat begitu kencang dan kemudian lambat,begitu terus rotasi perpindahannya yang membuat sejawat melototi dengan mata yang nihil.

Katanya kamu butuh sesuatu yang luar biasa seperti dalam kejadian sepuluh tahun silam.Aku hanya terheran memanisi bibir dengan tawa gelih,entahlah apa yang akan diumbar olehnya.Ia terlihat unik dan luwes dalam berkata dan bergaul,hingga mempercayainya pun sukar dibisikan hati kecil.

Semenjak kata merasa terasing pada pemilik makna yang tak memagut sedap tatapan,ada sejutah kotak bening mengguyur tersusun.Tersusun berbaris menyeluruh agar tak diejek oleh pejalan dalam tapak aroma gersang.Sempat terlintas oleh naluri hampaku bahwa aku mesti merapat pada pusat kenikmatan dimana masih muda dan kemudian kembali terhirup saat akan kembali menyudah.

Tentang nostalgia yang mengenaliku arti syukur yang tak terhingga seperti dalam perhitungan matematik.Ada beribuh cerita dalam keceriahan di sana.Segerombol penakluk waktu yang berceloteh tentang khuyutnya kedekatan yang tak berupa namun berasa.