Masih ingatkah dirimu yang pergi tanpa memberi kabar,hilang jauh hanya ada kesan pada tangkai mawar.Mawar merah merona,yang sempat menjadi idolamu di kala perjumpaan awal di taman kota.Kamu menghampirinya lebih awal sebelum kumbang menghisapnya.
Katamu dengan egois,bahwa tak ingin kumbang bercumbuh padanya sebelum gadis cantik menghirupnya.Aku terngang gelih saat ucapan itu keluar dari bibir basahmu itu,selepas lidah dengan liar memolesnya dengan liur.Saat itu pula dirimu tercengang kaget oleh senyum yang aku bingkiskan.
Aku tak menyangka diri secantikmu pergi tak berkata.Mungkin kekecewaan itu yang masih menjanggal di hatimu,namun aku tak bermaksud menyinggummu.Jujur kepolosan katamu dan senyuman tak membuat diriku menyakitimu.Aku mencintaimu pada pandangan pertama itu,dan tahukah kamu aku selalu membawa mawar ini ke mana pun ku pergi.
Aku tak pernah lupa tentang taman itu,selalu bertamu ke sana saat pagi dan senja.Inginku melihatmu kembali dan akan kukembalikan bunga ini.Dan mungkin aku akan menjelaskannya itu padamu tentang tawaku,jika ragamu mengiahkan.