Aku telah terjaga dari subuh dan ingin meraut semua tetesan embun itu.Aku ingin memandikan tubuh gerahku,agar kembali cerah.Aku memburuh pada lorong dari dusun kecil.
Aku memuja namamu dan inginku mengukirnya di langit pagi.Agar pagimu dapat menyisahkan kenangan tentang seorang pemuda malang menyapamu lebih awal.Aku tidak dapat mengungkapkan semua rasa itu,dan mauku kamu memahaminya.
Katakan itu di kala malam telah larut bersama suguhan kopi pekat.Agar nadi juangku dapat melangkah.Aku terus menunggu pagi dan harimu,agar namamu terus kuukir.Katanya,kamu akan berpihak jika lelahku masih terukir.