Ketika mendengar hal yang demikian tawapun hendak diperdengarkan di saat sedih masih diliputi.Hal yang menjadi pertenyaan besar buat mereka yang peduli denganku.Ada yang mengatakan tentang kegalauan yang aku rasakan dan tentang sedih dan marah yang dihantui.Aku juga berkata tentang sebuah dengki yang bernaung di benak.
Haruskah aku berteriak karena kekalutan itu,ingin rasanya aku memaki dan berlari malam itu.Aku menjadikan semua itu,sebagai upaya untuk menghancurkan orang yang berada di sekitarku.Mereka akan melihatku dengan tercengang oleh keanehan yang diciptakan.Namun itulah cara yang terbaik yang harus aku lakukan.
Apakah aku kemudian sadar akan kesalahpahaman aku ? Tentang beribuh ungkapan batin serta bibir yang berterus-terang.Aku demikian begitu marah dan ingin memaksa dunia menyetujui niat jahatku.Semuanya selalu aku dasari dengan membalas dendam.Aku ingin deritaku lebih ringan dari balasanku pada mereka,aku harus menang.Inilah keegoisan yang menjadi pegangan hidupku dalam bertindak.Apakah semuanya bisa memaafkan kekilafan ini ?