Keteledoran yang berbuah pada syukurnya hidup akan kerasnya jalan tapak.
Telah terlewat oleh nasib yang merangkak pelan mencari kemerdekaan.
Penuh liku,ada yang terlewat namun masih saja mata yang berkasih prihatin pada keegoisan diri.
Emperan kapal itu,menjadi bantal dalam dinginnya malam itu aku bermanja diri.
Susah namun tak terasa karena terus ada yang diajak bergurau dengan cerita yang telah dirajut dan saat ini terangkai.
Unik dan benar terasa akan makna dari kehidupan yang sesungguhnya,ada yang mati dan lahir.
Berganti dan bergulir dari masa waktu diberi ruang bertamasya,merajut mimpi.